Pagi ini saya tengah mengikuti mata kuliah psikologi di
kampus sambil terkantuk-kantuk. Kuliah full time yang dimulai sejak pukul 07.30
hingga pukul 16.00 ini terasa begitu membosankan. Bahkan, coffeemix full cream
yang sengaja kubawa dari rumah pun tak mampu mengusir penat ini.
Yahh,,,begitulah kondisi pendidikan di Indonesia saat ini. Lho kok?? Jadi
mengkambing hijaukan Indonesia..hehehe..
Namun
ternyata, waktu tak mengijinkan saya meneruskan rasa kantuk ini. Pada mata
kuliah selanjutnya, hadirlah seorang dosen yang selalu mampu membuat saya
terkagum-kagum dan iri dengan kredibilitasnya. Sebut saja Ibu Sut***h. Beliau
adalah salah satu relawan yang bekerja di Bp4 yang bertugas sebagai konsultan
masalah rumah tangga. Hufftt...ngiri.com nih!
Hari ini beliau kembali bercerita pada
kami tentang kasus-kasus rumah tangga yang menimpa kliennya. Di antaranya
adalah anak usia 2,5 tahun yang telah dinodai oleh kakeknya sendiri, kakek
nenek usia 70an yang nekat minta cerai di usia lanjutnya , dan seorang suami yang minta cerai dari
istrinya dengan membawa foto kasur yang belum dibereskan melalui hpnya.
Sungguh
kasus-kasus yang sangat menakjubkan,
bukan?? Betapa banyaknya manusia yang tak lagi menghargai sakralnya sebuah
pernikahan hanya untuk meneruskan ego mereka yang tersalurkan oleh hal-hal
remeh temeh. Yang aku heran, sudahkah mereka semua lupa pada tujuan kita
membangun sebuah keluarga? Sudahkah mereka lupa, bahwa sekecil apapun perbuatan
kita tetaplah harus dipertanggung jawabkan di hadapanNya?
Begitulah
kawan, dapat kita lihat...bahwa CINTA selalu memiliki sebuah konsekwensi yang
tak pernah dapat dipisahkan. Kembali lagi deh,,,ngomongin cinta... Tapi memang benar kawan...sebuah cinta yang
besar untuk menjalani kehidupan rumah tangga tidaklah cukup. Seperti postingan
saya beberapa waktu yang lalu, di mana saya pernah mengatakan bahwa ada saatnya
cinta akan pudar, melemah, rapuh, untuk kemudian menghilang begitu saja.
Ibaratkan
saja seperti ini, seseorang menikah dan kemudian [maaf..] terus menerus
bercinta di dalam kamar. Maka kemudian si istri hamil dan melahirkan anak-anak
mereka. Nah, apabila sang suami dan istri tidak bertanggung jawab atas cinta
mereka itu, akankah mereka mampu mendidik putra-putri mereka hingga dewasa?
Akankah mereka mampu membeli sesuatu untuk makan mereka sehari-hari?? Dan hanya
sebatas itukah tanggung jawab kemudian akan berakhir?? Ternyata tidak,
kawan...
Tanggung
jawab lain adalah menjaga cinta itu agar terus menerus bersemi. Dan banyak lagi
tanggung jawab-tanggung jawab lain yang tak pernah habis untuk disebutkan,
tetapi wajib dijalankan dalam konsekwensi sebuah cinta.
Cinta adalah
sebuah kata yang sederhana. Tak pernah ada gambaran rumit saat mengucapkanya,
namun membutuhkan penafsiran panjang atas definisinya. Dalam sebuah kehidupan
rumah tangga, cinta meningkatkan ratting kerumitanya menjadi berkali lipat
lebih dahsyat. Cinta yang mulanya mampu tampak dengan indahnya dan meliuk
menggoda dalam masa pertunangan atau pacaran, akan mampu menjadi kehilangan
pesonanya saat telah menapaki kehidupan rumah tangga. Dengan catatan, apabila
kehidupan rumah tangga itu tidak dilandasi dengan keimanan dan ketakwaan yang
kuat. Maka di situlah kemudian kita akan mampu mengambil banyak hikmah tentang
syari’at Islam yang melarang pacaran ataupun hubungan pertunangan [yang ini
dibahas lain kali aja yaa...hehehe].
Rumit bukan
kawan?? Tentu saja!! Dan kerumitan
itulah yang seharusnya membuat kita berpikir seribu kali ketika akan
mengkhianati cinta yang telah kita bangun. Kerumitan itulah yang seharusnya
menjadi ketakutan tersendiri bagi siapa saja yang ingin mengacuhkan,
mengabaikan, dan menyingkirkan cintanya begitu saja.
Dari
kerumitan itu pun kita dapat menarik sebuah garis lurus, bahwa dinamisnya cinta
akan mampu menghasilkan sebuah keluarga SAMARA [Sakinah, Mawaddah, wa Rohmah]
ketika dia bergelayut mesra pada sebuah tanggung jawab [TeJe]. Nah,
masalahnya...siapakan yang akan mampu memiliki rasa tanggung jawab sebesar itu
untuk cintanya?? Kembali keimanan adalah kuncinya. Kawan,, carilah
pemuda-pemuda solih untuk menjadi imammmu dan tempatmu bercinta. Agar kelak,
ketika cinta itu mulai meneriakkan konsekwensinya...pria itu akan mampu
memberikan dadanya untukmu setiap waktu, dan menumpahkan segala keringatnya
untuk melihatmu tersenyum bahagia. Uuuuhhh...so sweet memang...tapi benar-benar
sulliiiitt...aplikasinya.
cinta satu paket??hmm..boleh jugaa....
BalasHapusnice note...
BalasHapuspaling suka kAlimat "Tanggung jawab lain adalah menjaga cinta itu agar terus menerus bersemi"
Tugas Berat, kecuali bagi pria yang punya cinta satu paket ya. CINTA + TANGGUNG JAWAB :)
yu mbak makkita..stuju bgt...langka itu mbak...pria sprti itu...^^
BalasHapus"carilah pemuda-pemuda solih untuk menjadi imammmu dan tempatmu bercinta. Agar kelak, ketika cinta itu mulai meneriakkan konsekwensinya...pria itu akan mampu memberikan dadanya untukmu setiap waktu, dan menumpahkan segala keringatnya untuk melihatmu tersenyum bahagia."
BalasHapusAKU SUKA BANGET KALIMAT ITTTUUUUU HAAAHAAAHAAAA
@jobelisme....hahahaa...dewiiii...dan sosok itu kmungkinan besar tdk ada pd diri seorg Kim Hyun Joong..hahahaa^^
BalasHapusAsa, Cita, dan Cinta akan datang jika kita terus berusaha dan tak lelah untuk berdoa padaNya bukan...?
BalasHapusdan tidak ada yang tidak mungkin, bukan...?
*haha... menghibur diri,,,
@mbak jobel...ya deeeh...ya deehhh...q akan mndukungmuuu cintaaaa^^
BalasHapus