#Berpendar 1
Huufftt...kuhempaskan tubuh penatku di tepi kasur empuk
kesayangan. Penat, lelah, padat, menghimpit...dan berjuta keletihan lain seraya
menghampiri jiwa dan ragaku. Kuseka keringat dingin yang mengalir perlahan di
balik jilbabku yang mulai terseok kesana-kemari. Rupanya aku benar-benar lelah
kali ini. Masih segar dalam ingatan, betapa begitu cepat kuhabiskan waktu 24
jam yang telah disediakan oleh Allah secara gratis hari ini. Berawal dari jadwal
ngampus yang cukup padat bagi mahasiswi ekstensi, jam ngajar yang bejibun,
jadwal membimbing privat, kuliah malam berikut serangkaian oral test bahasa
asing, belum rapat-rapat yang menaikkan adrenalin.
Pyuuhh,,semua itu terkadang membuatku ingin terkapar sesaat
dan menghilang dari putaran waktu yang terus berlari cepat. Selalu ada
saat-saat di mana tak ada ruang yang mampu mengalihkan penatku, juga ada
waktu-waktu..di mana sayup-sayup melodi tak cukup untuk membangkitkan
semangatku. I really feel tired and light without direction...
Maka di antara kepenatan itu lah kutemukan sebuah bayang.
Berlari, melesat, memberi sedikit terpaan angin segar, dan menampar kepenatanku
jauh ke dasar bumi. Ia ada di sana!! Ia masih di sana!! Membuatku menciptakan
senyum kekaguman, membuatku menciptakan siluet-siluet harapan, dan membuatku
ingin berteriak sesaat...bahwa ";Aku mencintainya!"
#Berpendar 2
Ada begitu banyak alasan yang terkadang membuat kita tak
ingin jujur. Ada begitu banyak alasan yang sesaat membuat kita hanya fokus pada
seseorang yang bersinar di balik jeruji kesadaran diri. Namun tak membutuhkan
sedikit pun alasan untuk memahami penyebab sebuah cinta hadir. Dia datang
begitu saja tanpa kuminta. Dia masuk tanpa permisi meski aku tak membentangkan
hati. Dan dia melindas sisi-sisi keangkuhanku tanpa banyak kata. Menakjubkan!!
Dia berhasil membuatku mencintainya dan mengaguminya dari berbagai arah tanpa
sanggup kubaca jedanya. Hari yang kulalui masih tetap penat dan padat seperti
biasa...namun aku tak mengerti mengapa ada segaris senyum untuk menghadapinya.
Oh Tuhan, mungkinkah aku benar-benar jatuh cinta??
#Berpendar 3
Bukan karena mencintai seseorang kita akan menderita. Namun,
ketika kita mengartikan cinta itu pada sisi kehadiran dan kebersamaan..maka itu
lah penderitaan yang tercipta.
Aku telah memutuskan untuk mencintainya. Aku pun telah
memutuskan untuk mengagumi sosoknya. Perlu waktu yang cukup lama untukku
belajar, bahwa cintaku juga harus bahagia. Maka aku akan menciptakan atmosfir
kebahagiaan itu seorang diri, tanpa membutuhkan kehadiran orang yang
kucintai...juga tanpa membutuhkan
balasan perasaan yang sama darinya. Karena aku pun telah
memutuskan...untuk mencintainya dalam diam. Dan dalam diam itu akan kusampaikan
secara perlahan =tiap-tiap gejolak yang kurasakan= melalui hempasan angin,
kicauan beburung, canda ilalang, deburan ombak, butiran debu, laju awan,
butiran hujan, sapaan senja, kerlingan ufuk, dan sentuhan embun [semua akan
kukisahkan padanya lewat semesta dengan segala kepasrahan...].
#Cahaya dalam tiap-tiap #pendar# yang tercipta....
Aneh rasanya, ketika harus menulis untuk sesuatu yang tak
pernah mampu kutuliskan, kulukiskan, juga kuteriakkan...
Namun catatan ini akan tetap kupersembahkan dalam
diam...(seperti cintaku yang juga alpa akan suara..namun terus berpendar di
tiap sudutnya)....teruntuk sahabat-sahabatku yang juga tengah meredam letupan
cintanya..sekali lagi...dalam diam! Tuhan, pendarkanlah selalu cintaku
ini...sesuai mau Mu...