Tadi pagi saya ngobrol sama Hujan. Sudah lama sekali rasanya
kita tak pernah punya waktu berdua saja seperti ini. Ada begitu banyak kisah
yang ingin saya tumpahkan sampai berbusa-busa pada tiap teduhnya. Seperti
biasa, dia selalu menyambut hangat kehadiran saya, meski saya tahu, ia sedang
tidak enak badan. Tubuhnya tampak sedikit memucat dan menggigil kedinginan.
Hari ini ia bahkan tampak jauh lebih kurus dibanding sebulan lalu, saat
terakhir kali saya curhat padanya tentang pangeran dari negri seberang. Maka
pagi itu saya tawarkan sebuah jaket hangat untuknya. Jaket kesayangan saya
-yang kata dia- saya selalu tampak serasi saat mengenakannya. Ahh, Hujan...kamu
selalu saja meninggalkan kenangan yang bisa buat saya senyum-senyum sendiri
saat melamun.
Tapi pagi ini dia menolak jaket yang saya angsurkan padanya,
katanya, kamu akan lebih nyaman cerita sama saya kalau saya terlihat lebih kuat
untuk tempatmu bersandar. Saya diam.
Saya ingin dia tahu bahwa saya pun kuat sepertinya. Tidak boleh menangis. Lalu
mulailah saya bercerita padanya, seperti biasa ... tanpa mampu menatap pijar
matanya. Karena saya takut akan menangis, dan terlihat cengeng untuk kesekian
kalinya.
“Saya lelah. Itu saja. Maka boleh kah saya berhenti?” Kata
saya sesak.
“Berhentilah. Bahkan untuk selamanya jika itu membuatmu
sakit. Kamu tahu? Saya lebih terluka saat melihat kamu merasa payah.”Kata Hujan
perlahan. Menenangkan. Seperti biasa.
“Tapi saya tak pernah ingin menyerah. Saya hanya takut, akan
berjalan sendirian saja.” Kata saya lagi.
Napas saya mulai tidak teratur. Sebisa mungkin saya hentikan
tiap kristal yang melesak pada retina mata saya. Berdesakan, seolah ingin
segera tumpah ruah dan muncrat menyatu pada selisik mega. Hujan terdiam.
Dipalingkan wajahnya menjauh. Ia enggan menatap saya. Mungkin benci melihat
betapa cengengnya saya.
“Saya ingat, kamu pernah sendirian tanpa saya sebelum kita
saling menyapa. Hari itu kamu terbangun dari tidurmu, membuka jendelamu, dan
melanjutkan hidupmu dengan penuh ketegaran. Saya ingat, kamu pun pernah sekuat
itu. Berlari pada batas mimpi dan impianmu, terjaga dari letihmu, dan mencoba
bersisian dengan terik yang kau benci. Bukan kah begitu?”Hujan berkata serak.
Saya tahu, saat ini mungkin tubuhnya tak lagi sekedar
hangat. Melainkan sudah mulai limbung dan terasa berat karena suhu demam yang
terus meninggi. Tapi dia mencoba tetap berdiri tegak di hadapan saya. Dia tau,
saya akan sangat kecewa melihatnya sakit dan tak berdaya.
Hening pun merajai detik-detik yang berlalu di antara kami
berdua. Seperti Hujan yang mulai lenyap, saya pun merasa patah dan takut.
Lalu kami mulai saling meniadai. Dia pergi dan mendatangkan
pelangi, agar saya tak pernah merasa sendiri.
Jika kamu kehilangan, kamu bisa mencariku. Dan akan
menemukanku dari waktu ke waktu.”
Tepi sebuah jendela; Yogyakarta, 3 Februari 2012 ☂
kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....kereeeen....asli...kereeeeen.....kereeeeen....
BalasHapussaya suka cerita hujan...seandainya aku menjadi hujannya nick...:D
BalasHapushmmm nyentil banget nick, walaupun aku tidak terlalu suka dengan hujan..tapi ada siluet rasa nangkring wktu baca ni postingan, aku lebih suka gerimis..aku takut kalo hujan lagi nge-rock^^
BalasHapusDia mengukir pelangi ketika tagihan rindu mulai mendetum..
Atau jangan2...dia rela mempersunting uap samudra sbagai amunisi
untuk hadir di kesekian waktumu..bukan hanya di februari...^_______^
keren keren hanya satu kata T.0.P..wkwkwk karna g akan bisa nulis ginian.haha.
BalasHapuskak aku suka banget sama tulisan-tulisannya ^^
BalasHapusbisakah kau mengajariku menjadi penulis lepas? Yg benar2 terlepas untuk menulis yg melewati realita? Tulisanku selalu cenderung selalu berpedoman pada teori dan rumus alam. Aku ingin bebas, lepas...
BalasHapuswaw :)
BalasHapusaku sih gak tau.. tapi yg jelas aku melihatmu, di sebrang sana.. ;-)
BalasHapus#apa coba? :p
oh iya,,, aku follow blognya mbak,,, follow balik yah :P
BalasHapusdan aku lah pelangi yang diperintahkan hujan untuk menemanimu mbak :)
BalasHapusselalu seperti orang bodoh jika disini..
BalasHapuskehabisan kata2 untuk menerjemahkan rasaku
ketika singgah diruangan ini
hujan?
BalasHapusaku selalu suka,
saat yang pnuh kenangan,
pun saat berlalunya...
saya jadi ingin ke bandung membaca tulisan ini nick
BalasHapusettt dahhh.. mangstabb...
BalasHapushujan itu juga,,,, romantis. hohohohoho
Subhanallah... Tak mampu berkata-kata...
BalasHapusNgena banget dihati...
keren.. "Jika kamu kehilangan, kamu bisa mencariku. Dan akan menemukanku dari waktu ke waktu ... "
BalasHapustegarlah.. karena akan ada suatu masa dimana kita harus sendiri.. dan ketahuilah.. ia mengamati dari ruang yang berbeda.. mengamati keteguhan langkahmu.. kekukuhan hati yang tlah kau bangun dan pertahankan.. #hujan.. *ehh.. :)
BalasHapussungguh aku kehabisan kata-kata baca ini..
fotonya jg keren.. sebuah ruang dibalik jendela.. ^__^
tetap istiqomah ^_____^
BalasHapusKOFTTE
Keep On Fighting Till The End. . .
mengeja hujan dengan ketegaran.. karena hujan tak dapat selamanya menemanimu.. "Dia pergi dan mendatangkan pelangi, agar saya tak pernah merasa sendiri".. hanya sedikit yang mengerti.. :)
BalasHapusajari ngobrol sama hujan donk ;-)
BalasHapusSalam kenal mb ;)
ah... :)
BalasHapushujan
Ah... mantap! Bagus banget mbak...
BalasHapusngena banget kok ya..
>,<
makasii mbak buat tulisannya.
jadi merasa dikuatkan lagi.
:D
Sedia payung sebelum komen... :D
BalasHapustetesan hujan kali ini seperti tetesan air mata... :D
"mengerikan"... :D
wah keren, seakan aku yang ada di posisi itu...
BalasHapusbelajar mengeja maksud hujan, tapi aku lum pernah bisa....100 u nick, postingan yg keren dan cerdas
BalasHapusHUjan...
BalasHapusjadi kangen sama nick... ^_^
wiiih..
BalasHapusga tau mo komen apa lg ini..
speechless.. :)
eh tp itu diatas ada yg demam, coba di kompres pake air mata, cepet sembuh pasti tu..air mata cinta..heheheeh :p
aku bukan seorang pujanga
BalasHapusaku hanya seorang pembaca
yang tak tau mau berkata apa
sepertinya tulisanmu cukup mempesona.
trimakasih ya.
nick, saya punya penggalan lagu hujan. cocok sekali buatmu ^^
BalasHapusAku selalu bahagia
Saat hujan turun
Karna aku dapat mengenangmu
Untukku sendiri
Selalu ada cerita
Tersimpan dihatiku
Tentang kau dan hujan
Tentang cinta kita
Yang mengalir seperti air
Aku bisa tersenyum
Sepanjang hari
Karna hujan pernah menahanmu disini
Untukku
Kalo merasa takut saat berjalan sendirian, maka ingat-ingatlah saat dimana hujan belum datang menemuimu, menemani setiap waktu sepimu. Hanya belajar mengingat-ingat, itu yang perlu. Karena sebenarnya pasti bisa, hanya belum terbiasa :D
BalasHapus"Jika kamu kehilangan, kamu bisa mencariku. Dan akan menemukanku dari waktu ke waktu ... "
BalasHapussaya suka tulisan terakhir... hehehe
selalu dgn hujan.. enak bgd ngalir bahasanya ukhti...
musim hujannn
wowwwwwwwww tulisannya menjadikan saya terbang ke negeri impian,,,
BalasHapusmenghayal disebuah istana yg begitu indah dibalik jendela dengan ditemani rintikan hujan,mendengarkan musik seperti ini---
ga nyadar ini hanya cerita he he he---
MasyaAllah.. :)
BalasHapusnice share 4 this post..
ya, yang selama ini aku tahu, rimanya hujan tak selamanya sedih..
wah kereeen
BalasHapus☂ Mas Nit :
BalasHapusHahahaa...Mas Nit lebaiii...wkwkwkw...aku tak se"keren" yg kau bayangkan...#ikutan alay
☂ Mas Nit (lagi):
BalasHapusOooooOOoo...tidak bisaaa....yg bisa jadi hujannya Nick kan cuma awan hitam...:P
☂ Mbak Uty :
BalasHapusDia mengukir pelangi ketika tagihan rindu mulai mendetum..
Atau jangan2...dia rela mempersunting uap samudra sbagai amunisi
untuk hadir di kesekian waktumu..bukan hanya di februari..
Woow...Mbak Uty emang selalu keren buat maini kata...
Ga suka hujan? Hmm...kenali aku maka kau akan mencintainya..huahahaha...#apasih
☂ Mbak Tia :
BalasHapusHmmm..ga bisa nulis ginaian? Itu sekedar alibi kan? hahaha :P
☂ Mbak Tri Hastuti :
BalasHapusHiks, makasih yah mbak...serius saya tersanjung, dan terharu ... :)
☂ Istighfarin :
BalasHapusLihat komentarmu ...
Di sana kamu telah menulis lepas dengan caramu. Duduklah sejenak. Lepaskan penatmu. Dan menulislah. Kata apapun yg kau raingkai, itulah lepasnya segala ikatanmu ... :D
☂ PuDar :
BalasHapusHyaaa...kebiasaan deh... :P
☂ Mas Aan :
BalasHapusAhahaha...
Sudah kuduga, kamu memang tengah melihatku di saat aku pun melihatmu ... #apasih
☂ Istighfarin (lagi) :
BalasHapusOk, insyaAllah yah ... :D
☂ Syifa' :
BalasHapusAh, kamu ...
So sweet banget sih ... miss u, dear.. @_@
☂ Mas Insan :
BalasHapusDon't feel like that, my friend ...
Kalau tiap orang merasa bodoh saat aku menulis, maka haruskah aku berhenti menggoreskan pena? #mulai ... hahahaa
☂ Mas Ridwan :
BalasHapusYup. Hujan memang selalu indah. Bahkan bau tanah selepas hujan pun selalu tampak spesial.
☂ Mas Aul :
BalasHapusHahahaa ... Kok bisa?
Kan aku ga cerita apapu ttg Bandung ... :P
☂ Kira :
BalasHapusWkwkwkk ...
Saya pun setuju dg itu ... :D
☂ Mbak Rusdah :
BalasHapusAh, aku juga speechless Mbak ...
Bingung. Gimana caranya ngembaliin kata2mu yg hilang? Hahahaa :D
☂ Emi :
BalasHapusTentu. Temukanlah aku dari waktu ke waktu ... #halah
☂ Mas Erlangga :
BalasHapus...ia mengamati dari ruang yang berbeda.. mengamati keteguhan langkahmu..
Ah ya ...
Semoga memang begitu adanya. Meski terkadang, (jujur saja) aku pun ragu.
☂ Kaito :
BalasHapusSip. Thanks buat semangatnya ... :D
Ngomong2, saya suka nick namenya tuh. Ingat si Conan, eh .. bener ga sih? :D
☂ Mas Andro :
BalasHapusHehehe. Banyak yang kutulis memang aku sendiri pun tak mengerti kok Mas ...
Anggap saja sebuah jeda pada masa yang berbeda ... :D
☂ Febrian :
BalasHapusTermangulah sejenak di tepi jendela saat hujan menyapa. Di sanalah kamu akan menemukannya menyimpan sejuta kata untuk mendengarmu bicara ... :D
☂ Anonim :
BalasHapusHuuft ...
rain ... :D
☂ Runa :
BalasHapusAh, benarkah aku mampu menguatkanmu?
Senang mendengarnya. Dan aku berharap, aku akan sekuat dirimu kelak dalam dunia nyata.
☂ Sam :
BalasHapusWow !!!
Sepertinya hanya kamu yang menyadari, bahwa hujan kali ini memang tampak "sedikit" melukai.
☂ Selvi :
BalasHapusMungkin saya pun terkadang justru berharap tidak berada pada posisi itu ... :D
☂ Rima :
BalasHapusHanya waktu yang akan membantumu mengeja tiap jejak Mbak, terlebih ttg hujan ... :D
☂ Teh Nit :
BalasHapusTeteh ...
Kau tau? Betapa aku pun (juga) rindu.
☂ Mbak Pipi :
BalasHapusInginnya begitu, Mbak ...
Tapi sepertinya dia akan lebih cepat sembuh jika "tanpaku" ... #mulai :D
☂ Drieant :
BalasHapusAku pun hanya seorang gadis. Yang sekedar ingin menulis. Maka aku tak mengerti, bagaimana caranya menghentikan pena. :D
☂ Ai :
BalasHapusWaaa ...
Uthopia kan?
Hiks, aku suka banget syairnya ... dalem ...
Makasih Ai, u know me so well ...
☂ Mbak Mae :
BalasHapusAh ya, aku perlu belajar mengingat.
Itulah yang membuatku sedikit menyerah. Karena mungkin aku terlalu lelah, mengingat saat2 sebelum hujan datang dan menjadi "sesuatu" dalam hidupku.
☂ Annur :
BalasHapusKarena hujan mengajarkanku untuk terus "mengalir" dan berteduh sejenak ... :D
☂ Ndear :
BalasHapusHahaha. Hujan juga selalu begitu. Membuatku lupa untuk kembali berpijak dan tersadar... #ups
☂ Mbak Basmah :
BalasHapusTentu. Bahkan hujan sering mengajariku untuk menari dan tertawa ... :D
☂ Choirul :
BalasHapusHujan memang keren ... hahaha ... :P
selalu romantis kalu baca blog ini hehehe
BalasHapusapalagi cerita tentang hujannya.. mhm.. meleleeeh :D
sukaaaaa... :D
BalasHapuskeren mbak nya, hehhehe
lagi pengen nyoba nulis cerita kyk gini tapi belum bisa aku...
KEREEEEEENNNNN :D
BalasHapusDear Nick,
BalasHapusLeraikan lara dengan senyuman mesra
Lenyapkan gundah dengan puisi yang indah, dan
Letupkanlah semangatmu dari dukamu..!
Syafakillah, semoga lekas sembuh.
Doa kami kan terus dikidungkan untuk kesembuhanmu, sob.
*Ghifa dan Hakim
Tulisan yg kreatif Nick, penulis mencurahkan apa yg dirasa melalui objek lain. Begitu ya?
☂ Enno :
BalasHapusAhhahaa, makasih udah mau baca yah dear...
aku kan hujan, masa bisa buatmu melelh? wkwkwk :D
☂ Fitri :
BalasHapusHayuk...dicoba...
Pasti bisa, nanti pasti ketagihan kalo udah nulis..^_^
☂ Sarah :
BalasHapusMaksih, cantiiikk...^_^
☂ Mas Qefy :
BalasHapusDear Hakim and KetOs..#apasih
Tentu saja akan lekas sembuh, kan ada kalian di ruang OSIS..
Hari2 si hujan akan jadi jauh berbeda... :D
Yup. Istilah lain dari menjadikan objek lain sebagai kambing hitam dan tumpahan rasa...hahahaha :D
Salam buat hakim..#lambaikan coklat
Juga seperti kepergiannya yang menghadirkan pelangi, saat ini mungkin hujanmu, dirimu, sedikit bersedih. Namun seiring akhir tulisanmu, engkau membawa "pelangi senyuman" bagi kami yang membacanya..
BalasHapus#komentar ngawur
Nik...
BalasHapuskaya adikku mbak... suka banget hujan... ^^
BalasHapusAssalamualaikum, Unik Hanifah Salsabiila ;)
BalasHapusNyasar ke sini gara-gara postingan si Acci. Emang bener ya, dahsyat banget tulisannya.. ^___^
Sayang kalau tulisannya nggak dilindungi pakai HTML anti copas, Unik. Dunia maya itu penuh dengan pencuri, lho. Beberapa teman saya sudah pernah mengalami puisi-puisi mereka dicopas habis, bahkan ada yang mengikutsertakannya pada suatu antologi puisi tanpa menyertakan nama penulis aslinya.
Sayang banget..
Etapi hanya saran kok, nggak maksa ^__^
☂ Mas Arya :
BalasHapusAhahhaha...jadi ge'er nih..aku bawa pelangi..#apasih
☂ Anis :
BalasHapusPie? Dah sukses bloggingnya..?
☂ Mbak Della :
BalasHapusWah, terharu sayah sama kunjungannya. Musti berterimakasih sama pemangsa (red. Mbak Aci) dong nih...hahahaa..
Iyah mbak, sempet kepikir begitu...cuma kadang ga tega aja sama yg cuma mau ngopi tulisan buat status atau cuplikan di tulisanya dikit mbak. Dulu sempet aku kasi anti klik kanan, tapi lama2 aku ngrasa egois sendiri aja.. :D
Meski kalau ingat banyak juga blogger yang melupakan kode etik per-copy pastean..aku juga kadang jd dilema nih mbak..hehehe
Nanti aku pikirkan kembali, jazakillah yah mbak..^_^
☂ Mbak Apriliana :
BalasHapusWah, iyakah? Ada blognya mbak?
hai Sabiila~ pas liat komen-mu di kamera-kecil saya jadi penasaran juga buat main2 ke blog mu :)
BalasHapuspuisi dan tulisannya bener2 oke banget! saya langsung suka pas pertama baca tulisan kamu. iseng, saya melirik nama blognya untuk di link ke kamera-kecil. pas saya lihat judulnya, saya benar2 kaget dan agak merinding juga baca nama blog nya:
Tarian Hujan.
nama itu mengingatkan saya dengan nostalgi masa lalu. kamu tahu? duluuu banget saya pernah nge-post puisi di notes Facebook, sampai-sampai saya lupa kalau notes itu pernah ada. kalau boleh izinkan saya untuk menyalin kembali tulisan itu disini :
http://www.facebook.com/note.php?note_id=194053533944927
Tarian Hujan
by Armansyah Gazali on Monday, January 17, 2011 at 7:30pm
Aku suka Kelabu,
warna-warni kusam pembawa ceria,
yang mengingatkanku dengan riuh langkah kaki-kaki belia,
Hangat, tentram,
Tak peduli dengan salah-benar aturan dunia
Aku suka melihat mendung,
Gumpalan monokrom kelabu,
dengan titik-titik sejuk membelai wajahku,
Ringan terbang terbawa angin,
Tanpa beban menjelajah bumi
Aku suka melihat hujan,
Bermain dan berlari dibawahnya,
Atau sekedar diam mendengar rintiknya
Bagiku hujan adalah nostalgi
Pengingat kenangan yang tak pernah pergi
Temanku pernah berkata,
“dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu”
“dan dalam gerimis akan selalu ada hati yang menunggu”
Apakah kau ingat saat hujan mengguyur kita mentah-mentah?
Kau hanya tertawa lepas dan mengajakku berlari
Menerobos kencang melalui kisi-kisi pelangi
Kanan-kiri, lalu berputar sembilan kali
Berlari cepat dan melompat jatuh dalam genangan
Ulangi lagi dua sampai tiga kali,
Hingga kau tertawa dan melepas isi hati
Ayo menari bersama! Katamu saat itu,
Bebaskan semua rasa sampai hilang pengap di dada
Tertawalah lepas karena guruh akan menyambutmu
Menangislah deras karena hujan menyamarkan air matamu
Ayo, kemari. Larutlah bersama kami
Tak usah malu ataupun sungkan
Karena tarian ini adalah tarian hujan
Butir-butir bening bercampur pasir
Menciprati muka dan hatiku yang berdesir
Dan membekukan momen tersebut pada setiap hujan yang turun membasahi hari
Hingga pada hujan yang turun pada hari kau berkata
“sepertinya aku tak butuh payungmu lagi”
Sambil mengembangkan payung indah milikmu sejak lama
Payung indah yang disimpan aman dalam lemari
Yang hanya ditengok sekali-sekali
Yang menjadi cadangan saat payung tua milikku berlubang
Hingga meloloskan tetes air bercampur angin yang selalu menyapamu dengan ucapan selamat sore
Dulu kau suka itu, dan itulah hal yang paling kusuka
Sebelum kau mulai membenci hujan,
Dan membohongi diri dengan sesuatu yang kau sebut realistis
Sebelum kau pergi dengan payung indahmu,
Dan melupakan kesenangan kita bermain hujan
Hingga kini, kau masih tetap membenci
Sedangkan aku tetap suka bermain hujan
Diluar kepala, aku hafal tarian hujan
“kanan-kiri lalu berputar sembilan kali”
Tetap menunggumu sadar kembali
Walau hanya sebatas keyakinan
Yang mungkin tak sama dengan kita yang kemarin
“berlari cepat lalu melompat jatuh dalam genangan”
Kutunggu kau menari kembali,
tunjukan denyut ceria dibawah hujan
“ulangi lagi dua sampai tiga kali, hingga kau tertawa melepas isi hati”
Ayo menari bersama kami !
tak perlu malu atau pun sungkan
karena tarian ini adalah tarian hujan
puisi ini di post pas jaman-jaman masih galau gara-gara putus cinta, jadi maaf-maaf yaa kalau bahasanya agak2 gimanaa~ gitu, Hahahaha!! :D
nice blog! izin nge-link yaa~
Hujan, seringkali meresonansikan ingatan kita akan seseorang..
BalasHapussaya selalu suka hujan, ehem..
kadang2 sebel juga kalo airnya yang jatuh ke tanah bikin polkadot coklat-coklat di rok saya..
tulisan yang indah mbak :)
tak diragukan lagi....
BalasHapusracikan kata-katanya manis :)
kak nick memang d^_^b
☂ Mas Armansyah :
BalasHapusWow...maaf...baru sempat balas komen2 lagi setelah sekian lama...hahaha
Wah, saya sampai hampir lupa..tentang kamera kecil, karena pas itu masnya ga langsung balas komen saya dsna. Pas buka lagi, aiihh...saya jadi ingat bahwa saya tertarik bgt sama jepretan2 sederhana masnya yg pakai hape disana tapi hasilnya ga kalah sama DSLR...-___-
Eh, itu puisi original karya mas arman kah? Soalnya kalo ga salah dulu aku pernah baca puisi itu di blog orang lain, dan seingatku...hari itu aku terpuka sama rangkaian kata di sana. Keren banget mas...terutama bait ini...
Temanku pernah berkata,
“dalam hujan, ada lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu”
“dan dalam gerimis akan selalu ada hati yang menunggu”
Apakah kau ingat saat hujan mengguyur kita mentah-mentah?
Kau hanya tertawa lepas dan mengajakku berlari
Menerobos kencang melalui kisi-kisi pelangi
Sukaaaa...banget bait ituuu....keren banget mas,,^_^
Makasih yaa, udah mau berkunjung....semoga kita bisa jadi kawan blogging yg baik...
☂ jjangnisa :
BalasHapushahaa...iya, terkadang hujan sedikit merepotkan mbak...tapi tetap saja...seprti kata mas arman di atas...bahwa dalam hujan, ada lagu yg hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu..^_^
☂ Uchank :
BalasHapushei..kamu kmana aja chank? kangen sayah...
makasih yah, udah main...^_^
kamu akan lebih nyaman cerita sama saya kalau saya terlihat lebih kuat untuk tempatmu bersandar
BalasHapusmantapp
iyaa~ saya juga lagi jarang buka blog kmrn2 jadi maaf yaa kalau dibalasnya lama :)
BalasHapushoo~ pernah baca di blog lain? mungkin akun saya di kompasiana kali yaa? iyaa itu spontan dibuat waktu hujan2, baru putus, dan pas ngeliat status teman di facebook, "dalam hujan, ada lagu yg hanya bisa didengar oleh mereka yg rindu" gara2 itu saya malah jadi ngelamun sambil ngetik dan tiba2 jadi deh puisi galau seperti itu,,Hahaha~ :D ada beberapa lagi di notes facebook, coba follow link nya aja dan ayo berteman! salam kenaal~ :)
Hai Nicknock :)
BalasHapusTarian hujanmu selalu indah, selalu berwarna ditiap rintiknya..
Tak banyak yang bisa menebak, termasuk saya..hehe,
Sekali dateng kesini, selalu ingin kembali..
Kali ini saya kembali dengan tidak banyak kata yg dapat diuraikan, :D
Indah mba......
BalasHapusdiksinya enak dan renyah dibaca... :)
ndrakster.blogspot.com
artikel yang sangat baguss mbak,,,,
BalasHapusini kunjungan pertama nih mbak tapi udah di suguhin kata kata yang sangat WAW....
Buka lewat hape, k0mentarnya bnyk bgt lg jd susah lihat artikelnya :(
BalasHapuskunjungan sob ..
BalasHapussalam sukses selalu ..:)
kamu kemana sih nick? kok blm update?
BalasHapus☂ geje.mlete :
BalasHapushahaha...memang begitu kan yah? :P
☂ Armansyah :
BalasHapusWah..sama nih, sayah juga sempet hiatus lama...hahaha...jd baru sempet balas lagi..
Iyaa..hujan suka bikin galau ahh...galau, mellow, dan kawan2nya...wakkaak..
link apa? fb? oke ntar ku add deh...kalo link blog kayaknya udah aku follow deh masnya.. :D
☂ Mas Yudhi :
BalasHapusHahahaa..makasih mas...huuu, gombal deh ahh...wkwkwkwk
selamat menikmati hujan deras yaa..hahahah :P
☂ Hendra :
BalasHapusHoohoo..makasih yah kawaann..^_^
☂ Obat Herbal :
BalasHapusHahaaa..makasih yaaahh..semoga akan ada kunjungan2 berikutnyaa...wwkwkwk
☂ Mas Hzndi :
BalasHapusHadeuuhh..maaf yah kawann..
habis mau gmn lagii...saya suka ga enak kalo ga balas semua komen..#edisi menghargai.. :D
☂ Outbound :
BalasHapusMakasih banyak yaahhh...^_^
☂ Ai :
BalasHapusAhh..Aii...kamu so sweet bgt deh..pake nanyain akuu..hahahaa..#edisi ge'er..
Iya nih Ai...habis hiatus tak tertahankan..-___-
Inti yang sependapat denganku: "Jangan takut kesepian, dan sendiri. Karena sebelum ada aku-pun kamu bisa tegar, kuat."
BalasHapusBener nggak sih salah satu maknanya itu -__- aku terlihat sangat awam dan tidak romantis (memang). Hehehehe...... :--p
Keep writing, Teh. Teh Nick Sang Mellow-is yang Suka Hujan Tingkat Internasional :--D
☂ Sefty :
BalasHapusYup. Bener banget Sefty. Itu intinnya. Setidaknya, mengingatkan diri kita...bahwa tanpa "nya" langit pun masi akan tetap biru seperti sedia kala..wkwkwkw :P
Kisah percumbuan mu dengan hujan yang sangat dalam.... Aku bahkan tidak bisa mengabaikan betapa hujan telah menjadi kasih berdua yang sedang asik bersamamu saja lewat layar laptop ini....
BalasHapusAku mengagumi caramu bertutur,,,, tentang hujan, yang pada akhirnya melahirkan empatiku dalam membaca tiap personifikasinya... Hujan memang sayang yah selalu membangkitkan ingatan, tapi aku lega membaca ini... karena dialog mu dengan hujan terasa sangat jujur dan tidak saling mengkhianati....
Hujan yang ini, hujan yang menampakkan semata kekuaatannya untuk mu, membuatku jatuh hati.. sedikit cemburu karena hujan dan aku yang selama ini, masih penuh dengan pengingkaran dan perandaian... Huft... andai aku bisa lebih jujur pada hujanku .. mungkin aku kan mencoba, suatu hari nanti ^__^
sentuhan yang manis,
BalasHapusTuhan sudah memberikan yang terbaik untuk hidup mu..
Tinggal kita melakukan bagian kita dengan baik,
mungkin setiap proses pencapaian kita berbeda, tetapi Tuhan sudah menyediakan yang terbaik untuk kamu :)
☂ pieces of universe :
BalasHapusHuhuuu...seriuss..terharu bgt baca komentar mbak.. :D
Apalagi setelah baca blog mbak..di mana tiap komentar terangkum dg indahnya..
Maaf belum sempat ninggalin jejak dsna mb...saya masi buka pakai hape, agak berat..:D
Hmm, aku yakin..suatu saat mbak pun bisa jujur pada sang hujan..
☂ Vany :
BalasHapusAmin. Semoga kita semua mendapat yang terbaik. Yang terbaik dari semua yang telah Tuhan pilihkan yah mbak... :D
kunjungan gan.,.
BalasHapusbagi" motivasi.,.
Kegagalan tidak seharusnya membuat kita rapuh .,.
tapi justru itulah cambuk kita menuju kesuksesan.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.,
☂ Outbond :
BalasHapusYupee...setuju sama motivasi kamu..
tapi saya ga mau ahh kunjungan balik ke blog kamu kalo km komen di blog2 cuma buat iklan atau apa dg menyebar komen copy paste atau komen ga nyambung...maaf yaa...(cuma ngingetin aja)..heheee :D
waah,,tulisannya bagus2 mbak,,salam kenal ya:)
BalasHapus