![]() |
Kamu; bagian dari bahagia yang kukenali |
“Ada saatnya dalam hidupmu, engkau ingin sendiri saja bersama angin, menceritakan seluruh rahasia, lalu meneteskan air mata.” (Bung Karno, 1933)
Maaf, saya memang tidak mencari tempat berteduh :)
Hati, tubuh, jiwa, bisa terganti. Namun tulisan-tulisan kita (kemarin) akan selalu abadi. Entah dimana, di negerinya sendiri.
Percayakah kamu kalau saat hujan turun doa kita lebih bisa terkabul? Jadi kenapa tidak mengubah rindu menjadi doa, lalu semoga semuanya baik saja :)
Di Kota Hujan, kadang karena terlalu dingin, jadi terasa perih.
Puisi-puisiku berlari dalam hujan menuju rindu paling deras; kamu.
Ada senandung Tuhan, dalam tiap tetes hujan. Hujan akan tetap menjadi hujan, nikmat Nya yang tak bisa di dustakan.
Hujan tahu kapan harus membasahi kota ini. Hujan juga tahu kapan harus berhenti.
Karena aroma secangkir kopi juga sebuah cinta.
Ada yang percaya bahwa di dalam hujan terdapat lagu yang hanya bisa didengar oleh mereka yang rindu. Senandung rindu yang bisa meresonansi ingatan masa lalu.
![]() |
Kamu; bagian dari bahagia yang kukenali |