Yogyakarta, Ramadhan hari ke 6 at 02;15 am.
Aku. Kamu.
Sepotong senja.
Tentang aku, secangkir kopi, dan sebuah ingatan.
Seperti biasa, meski di langit mana pun senja kita tetaplah begitu.
Senja yang teramat sederhana. Tapi selalu kusuka.
Karena senja tak pernah berdusta soal warna. Katamu.
Beberapa hal mungkin tak pernah kamu dengar dariku. Bahwa cinta pernah kumiliki serupa debar yang tak pernah bisa kujelaskan mengapa. Aku hanya sanggup berjanji tidak akan melukaimu. Itu saja.
Untuk semua teman baik serta menyenangkan yang Kau datangkan dari mana saja, Tuhanku, beribu ucapan terima kasih pun rasanya tidak akan pernah cukup.
Untuk segala doa yang terus menerus merengkuhku dari jauh, untuk semua kebaikan yang selalu berebut datang kepadaku,
juga untuk semesta yang tak pernah alpa tersedia, aku sungguh-sungguh mengucap terima kasih.
Untuk segala doa dari seseorang rahasia yang menemaniku belakangan, terima kasih telah mempertemukan kami dipersimpangan jalan sehingga kami bisa saling mengerti.
Maka nikmat Tuhanmu mana lagi yang dapat kau dustakan?
Jawabannya tentu saja tidak ada, Tuhanku.
Tidak akan pernah ada.
Terima kasih banyak karenanya.
![]() |
Permisi. Kau masih ingat hati yang dulu kau hancurkan? Ternyata ia selamat dan bertambah kuat. Tapi maaf, bukan lagi untukmu :) |
*dedicated to; my best friend Diana from Sudra caste. Huahahaha.